Kamis, 26 Mei 2016

Hidup tidak akan berdiam dalam 1 kondisi saja,roda hidup berputar,dan percayalah setiap ujian akan selalu memiliki hikmah & pelajaran utk kita.

Hai sahabat pembaca semua,gimana kabar nya hari ini ?
semoga sehat selalu yah,
hari ini saya mengingat kembali kejadian berapa tahun silam,teringat percakapan saya dengan ayah yg membuat diri ini selalu berpegang teguh untuk menjaga kesetiaan saya kepada suami,ntah brapa tahun usia saya waktu itu,mungkin sekitar 5-6 thn,siang hari sepulang saya dari sekolah ada kiriman surat dari kantor pos,kebetulan ayah sedang ada di rumah,setelah menerima surat tersebut dan pak pos pergi saya mengikuti ayah duduk di kursi,saya perhatikan diri nya dengan penuh penasaran karena melihat tangan ayah bergetar ketika hendak membuka surat itu,yg saya ingat waktu itu ada 2 lembar kertas 1 lembar telah selesai ayah baca dengan menahan rasa sedih dan tanpa memberitahu kan apa isi nya kepada saya,namun ketika dia hendak mengambil kertas ke 2 terlihat beliau begitu tak kuasa menahan air mata nya yg di tahan nya sedari tadi,di liputi rasa yg selalu ingin tau,saya bertanya dengan polos nya,
"yah,ko pegang kertas gitu aj nangis sih?"
ayah melirik saya dan berkata "de,ini surat dari ibu mu yg saat ini sedang bekerja di negeri orang,dia mengorbankan kerinduan nya,keinginan nya utk slalu berkumpul dengan keluarga,kelelahan nya,kesedihan nya,mengorbankan segala nya demi masa depan kita agar lebih baik lagi,ini ada surat nya & ini adalah uang dalam bentuk cek,ayah menangis bukan karena baru pertama memegang uang ini,tapi ayah menangis karena ayah takut,ayah takut tidak bisa menjaga amanat ibu mu,ayah takut berhianat dengan uang ini,ibu mu bekerja keras disana dan ayah hanya menerima uang hasil keringat nya,ibu mu ingin uang yg dia kirim di gunakan utk membangun rumah,agar kita tidak hidup berpindah-pindah tempat,agar kita tidak selalu di hina orang."

hanya percakapan itu yg selalu terngiang di telinga saya,dan setelah beranjak dewasa saya baru menyadari betapa besar pengorbanan & kesetian ayah dan ibu saya utk membuat hidup kami lebih baik lagi,1 hal yg membuat saya menangis dan sakit bahkan hingga saat ini sakit itu slalu hadir,mungkin orang itu masih saudara walaupun bukan saudara dekat namun perkataan nya seperti menganggap kami bukan bagian dari keluarga nya, "hidup kalian tuh gx akan ada kemajuan,udah dasar nya belangsak yah belangsak aj." sakit itu masih saya rasakan hingga saat ini,bahkan hingga saya menulis nya air mata ini tak mampu saya tahankan,perkataan itu pula yg membuat ibu saya bertekad pergi menjadi TKW dan meninggalkan anak serta suami nya.
banyak kesakitan yg saya rasa kan di masa kecil,tetangga yg selalu menghujat kehidupan kami,yg selalu menghina kami,namun setiap kali ayah melihat saya menangis karna omongan mereka ayah hanya berkata "bersabarlah,hidup mempunyai roda nya sendiri,biarkan mereka berkata sesuka hati,jgn jadikan ini dendam jadikan ini motivasi"
kehidupanlah yg memaksa saya berpikir dewasa sebelum waktu nya,mungkin saat-saat itu saya masih kecil namun saya sudah mengerti apa yg mereka kata kan tentang keluarga saya.
sahabat ku semua, "APAPUN UJIAN YG KITA HADAPI PERCAYA LAH,SEMUA AKAN INDAH PADA WAKTU NYA,TIDAK LAH SEMATA-MATA ALLAH SWT MEMBERIKAN KITA UJIAN JIKA TANPA ADA HIKMAH NYA".sampai jumpa di kisah selanjut nya.

Tidak ada komentar: